VIVAlife - Kebiasaan merokok rasanya sulit untuk dihentikan. Sepertinya kenikmatan yang ditawarkan nikotin dan tar begitu mendominasi. Dan karena itu bBanyak yang menganggap enteng risiko kesehatan yang ditimbulkannya. Ini karena efek bahayanya memang tidak dirasakan secara langsung.
Tidak hanya mengganggu kesehatan jantung dan paru-paru, sebuah studi terbaru mengungkapkan rokok juga berisiko memicu pendarahan pada otak.
Sebagaimana dilansir iVillage, pendarahan ini disebabkan oleh aneurysm, tonjolan dalam pembuluh arteri yang melemah. Jika aneurisma ini pecah, kebocoran darah ke otak sangat mungkin terjadi. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan cacat permanen.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Neurology ini mengambil data riset dari 426 orang di Korea Selatan yang mengalami pendarahan otak, dan 426 orang yang tidak mengalaminya.
Mereka yang mengalami pendarahan otak, rata-rata menang mengkonsumsi rokok setiap harinya. Terlebih bagi perokok yang memiliki riwayat keluarga diabetes, stroke, dan darah tinggi, risiko pendarahannya menjadi semakin tinggi. Yakni tiga kali lipat, dibanding mereka yang bukan perokok.
Berhenti merokok dapat mengurangi risiko ini, hingga 59 persen.
"Sebenarnya, efek jangka pendek rokok yang sering muncul adalah peningkatan tekanan darah. Namun banyak orang menganggap ini sepele. Padahal, tekanan darah tinggi pun bisa meningkatkan risiko pendarahan di otak," papar Dr. Chi Kyung Kim, dari Seoul National University Hospital.