FB Twitter Google+
<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Cina pertama kalinya sapu bersih emas bulutangkis

Posted by Hamba Allah
Share this article on:

Cina menciptakan sejarah baru dengan melakukan sapu bersih medali emas di cabang bulutangkis sejak mulai dipertandingkan pada Olimpiade tahun 1992.

Cai Yun dan Fu Haifeng

Cai Yun dan Fu Haifeng mempersembahkan emas kellima bagi negaranya di cabang bulutangkis.
Pasangan pebulutangkis ganda putra Cina, Cai Yun and Fu Haifeng mengukuhkan dominasi negara tirai bambu di cabang ini pada Olimpiade London 2012.
Dukungan pendukung Cina yang memenuhi sebagian besar bangku penonton di Wembley Arena, London, menjadi tidak percuma dengan kemenangan mereka.
Cai Yun/ Fu Haifeng hanya membutuhkan waktu 45 menit guna memastikan emas kelima Cina di cabang bulutangkis dengan mengalahkan pasangan asal Denmark Mathias Boe/ Carsten Morgensen dengan 21-16 dan 21-15.

Pasangan nomor dua dunia ini dalam pertandingan yang berlangsung di Wembley Arena hari Minggu (05/08) sejak awal terus memimpin perolehan angka.
Pasangan Denmark hanya mampu bermain ketat pada angka-angka awal set pertama dan kedua namun setelah itu mereka kerap tertinggal dengan selisih tiga angka.
Medali Perunggu dalam nomor ini diraih oleh pasangan asal Korea Selatan Chung Jae Sung/ Lee Yong Dae yang sebelumnya diunggulkan tampil di final karena menduduki peringkat pertama dunia.

Sejarah baru

Kemenangan pada nomor ganda putra membuat Cina mencatat sejarah baru dengan melakukan sapu bersih emas di cabang bulutangkis pada event olahraga terbesar di dunia ini.
Sejak cabang bulutangkis dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona tahun 1992 lalu medali emas selalu terpecah ke sejumlah negara termasuk Indonesia.
Namun keberhasilan Cina membangun regenerasi di cabang ini membuat mereka mampu menempatkan pemainnya untuk mendominasi seluruh nomor di cabang ini.
Di nomor tunggal putri saja saat ini mereka berhasil menempatkan empat pemain mereka sebagai empat pemain terbaik dunia.

Sementara di nomor lain mereka rata-rata mampu menempatkan dua pemainnya di tiga deret teratas dalam peringkat yang dikeluarkan oleh Federasi Bulutangkis Dunia.
Dengan regenerasi yang dilakukan oleh Cina di cabang ini, dominasi mereka kemungkinan akan berlangsung lama.
Hasil pada Olimpiade kali ini juga membuktikan belum ada formula dari negara lain yang bisa mematahkan dominasi Cina.

tontowi dan liliyana

Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir gagal mempersembahkan medali bagi Indonesia.
"Tidak mudah mengalahkan Cina dan prestasi mereka luar biasa. Memang saat ini masih tidak mudah mengalahkan Cina. Saya pikir memang perlu strategi khusus untuk mengalahkan mereka," kata mantan pemain bulutangkis tunggal putra Indonesia, Alan Budikusuma beberapa waktu lalu kepada BBC Indonesia.

Sistem pembinaan

Sementara sebagian kalangan bulutangkis Indonesia sendiri tampaknya justru memilih pelatih Cina untuk memoles pemainnya supaya bisa setara dengan prestasi pemain asal negeri tirai bambu.
Sejak awal tahun 2011 lalu, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia mengontrak Li Mao untuk menangani pemain-pemain bulutangkis Indonesia khususnya sektor tunggal putra.

PBSI mengatakan pelatih dikontrak karena dinilai mampu membawa sejumlah pemain seperti Lee Chong Wei dan tim Uber asal Korea Selatan untuk menggoyang dominasi Cina.
Dalam sejumlah keterangannya kepada media, pelatih ini diharapkan mampu membawa pemain Indonesia mempertahankan tradisi perolehan medali emas pada Olimpiade London 2012.
Namun target yang dibebankan kepada Li Mao untuk mengangkat prestasi pemain Indonesia terbukti gagal pada Olimpiade kali ini.
Prestasi pebulutangkis Indonesia bahkan menjadi yang terburuk sejak tahun 1992, pulang tanpa satu medali pun.

Indonesia bahkan harus tercoreng namanya akibat skandal 'main sabun' di nomor ganda putri dan kehilangan kesempatan memperoleh medali di nomor ini karena pasangan Greysia Polii/Meiliana Jauhari harus diskualifikasi bersama tiga pasang pemain lainnya asal Korea Selatan dan Cina.
Sejumlah pemerhati ada yang menyarankan agar PBSI memperbaiki seleksi pemain dan memperbaiki fasilitas latihan dan pengembangan pemain.
Lainnya ada yang mengusulkan pergantian pengurus pasca gagalnya prestasi bulutangkis Indondesia pada Olimpiade kali ini.

Pembenahan organisasi dan formula pembinaan berjenjang jangka panjang yang konsisten tampaknya memang harus segera disusun oleh PBSI.
Memang tidak ada yang instan untuk untuk memperbaiki semuanya namun Indonesia punya sejumlah mantan juara yang bisa diajak berbicara dan dimintai masukan untuk mewujudkan semuanya.
source

0 Komentar — Skip to Comment

Posting Komentar — or Back to Content