FB Twitter Google+
<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

‘Puasa Ulat’ Dan ‘Puasa Ular’

Posted by Hamba Allah
Share this article on:


kupu2 

Telah datang kepadamu Ramadhan , bulan penuh berkah. Alloh swt. mewajibkan kepadamu berpuasa. Pada waktu itu pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka Jahim ditutup dan setan-setan dibelenggu oleh Alloh swt., di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang diharamkan (terhadapnya kebaikan), maka ia diharamkan.” (HR Ahmad 9/225, Nasa’i 3/129 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Targhib 1/490)
islampos.com—TIDAK terasa bulan Ramadhan tinggal sebentar lagi, sudahkah kita persiapkan segalanya untuk menyambut sang tamu agung? Pada bulan Ramadhan pahala dilipat gandakan, amalan sunnah pahalanya sama dengan amalan wajib, apalagi pahala amalan wajibnya, Subhanalloh. Sebagai tamu agung, Ramadhan harus kita sambut dengan gembira dan suka cita, bahkan Rasululloh dalam haditsnya menyebutkan bahwa diharamkan tubuh seorang muslim terkena percikan api neraka apabila ia menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita.

Ada 3 golongan yang lulus ketika ia melewati Ramadhan. Pertama, adalah orang yang lulus dengan peringkat terbaik,bisa di sebut sebagai puasa Ulat. Ulat sebelum ia berubah menjadi Kupu-kupu ia melewati masa berpuasa ketika ia menjadi kepompong, ia makan dengan lahap sebagai perbekalan ketika ia masuk ke masa inkubasi, dan setelah ia melewati tahap kepompong ia pun berubah yang tadinya seekor Ulat bulu yang menjijikkan dan dibenci banyak orang menjadi seekor Kupu-Kupu yang indah dan banyak disanjung orang karena keindahannya (kecuali ngengat yang gatelnya minta ampun..). Ini analogi bagi orang yang setelah Ramadhan segalanya berubah menjadi lebih baik dari sebelummya, entah itu ibadahnya, disiplinnya, kejujurannya, kepribadiannya, dan lain sebagainya.

Kedua, adalah orang yang lulus dengan peringkat biasa-biasa saja (STD ajah..). Ini adalah perumpamaan orang yang setelah melewati bulan puasa, tak ada perubahan sama sekali, sama aja dengan sebelum berpuasa, ibadahnya kitu-kitu wae (kata orang sunda mah), sikapnya pun tak banyak berubah (berubah paling hanya sedikit, tapi…mending berubah daripada tidak sama sekali, asal jangan tambah buruk).
Dan yang ketiga adalah orang yang tidak lulus (Naudzubillah), kalau dianalogikan ini adalah puasanya Ular. Ular sebelum berganti kulit ia berpuasa (gtw jg c, blm prnh ngalamin..), ia juga mengasingkan diri sebelum ia mengganti kulit lamanya dengan kulit yang baru. Dan setelah ganti kulit apa yang terjadi? Walaupun Ular telah mengganti kulitnya, ia tetap saja berbahaya, ia masih bertaring dan berbisa, malah bisa jadi setelah ia ganti kulit ia malah jauh lebih agresif (pelampiasan setelah berpuasa mungkin..). Nah, ini adalah perumpamaan bagi orang yang setelah melewati bulan Ramadhan tidak ada perubahan dalam hal ibadah maupun kepribadiannya. Bisa jadi malah bertambah buruk, yang tadinya rajin shalat lima waktu karena kesibukannya mengejar dunia jadi cuma shalat maghrib doang, atau yang tadinya rajin mengaji, tapi karena tidak tahan dijulukin ‘Pak Ustad’ oleh teman-temannya, malah ikut-ikutan nimbrung sama teman-teman yang suka ngeledekinnya.. Naudzubillah.

Nah, ada beberapa persiapan yang mesti kita lakukan menyambut datangnya bulan Ramadhan, diantaranya :
1. Muhasabah diri, introspeksi diri ketika akan masuk bulan suci, karena tanpa kesucian kita gak boleh masuk bulan suci. Ketika akan masuk masjid untuk shalat kita mesti berwudhu dulu kan biar suci? karena apa? Karena kita akan memasuki tempat yang suci. Kemudian sebelum naik haji biasanya suka ada acara silaturahim sama tetangga, hal ini di maksudkan untuk membersihkan diri dari segala perbuatan buruk kita sama tetangga, karena apa? karena kita akan memasuki tanah suci. Begitu pula dengan Ramadhan sang bulan suci, kita mesti membersihkan diri dan yang paling utama adalah menyucikan hati kita (minta maaf sama orang tua, teman, tetangga, juga sama orang yang pernah kita sakiti), biar saat kita memasuki bulan Ramadhan, kita sudah bersih dari segala penyakit hati alias sudah suci (tapi gak bakalan sama dengan bayi yang baru lahir, kita kan udah gede?).
2. Perbanyak istighfar, konon Rasululllah yang sudah dimaksum dari segala dosa, dalam sehari beristighfar sebanyak 100 kali. Kalau kita? yang jelas-jelas dosanya bak buih di 20 lautan dan 7 samudera ditambah dengan semua sungai dan sumur yang ada di dunia berapa kali kita beristighfar? Astaghfirullohaladzim…
3. Latihan amalan-amalan baik, perbanyak shodaqoh, dzikir dan tilawah Al-Qur’an.
4. Memperbaiki silaturahim dengan saudara-saudara kita.
5. Menyiapkan bekal untuk berpuasa.
6. Hiasi rumah kita dengan ayat Al-Qur’an dan hadits tentang keutamaan Ramadhan.
7. Menambah ilmu tentang Ramadhan, baik lewat pengajian ataupun membaca buku mengenai segala hal tentang Ramadhan. Karena setiap ibadah tanpa didasari ilmu itu tidak akan diterima oleh Alloh swt. oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui ilmu berpuasa, apa saja yang membatalkan puasa dan membatalkan pahala puasa, apa saja yang mesti kita kerjakan di bulan puasa, bagaimana Rasululloh sebagai teladan kita berpuasa, semua ini dilakukan agar puasa kita maksimal dan amalan puasa kita bisa diterima oleh Allah swt.

Dengan mempersiapkan diri menjelang bulan Ramadhan semoga kita dapat beribadah dengan maksimal pada saat bulan suci Ramadhan. Ramadhan berarti pembakaran karena pada saat itu kita di uji dalam berbagai aspek, dan syawal artinya peningkatan, jadi setelah Ramadhan seharusnya kita bisa meningkat segalanya, tak hanya ibadah kita yang meningkat tapi juga semangat hidup dan kepribadian kita demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jangan sampai setelah melewat bulan Ramadhan kita termasuk dalam kategori ’Puasa Ular’, akan tetapi kita termasuk dalam kategori ‘Puasa Ulat’ (jangan dibayangkan kita jadi Ulatnya ya..).
Semoga setiap langkah kita, selalu mendapat maghfirah dan ridho dari Alloh swt. Amin…
Terakhir kita ucapkan….. Marhaban Ya Romadhon…

0 Komentar — Skip to Comment

Posting Komentar — or Back to Content