FB Twitter Google+
<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Bintang Bengal Euro 2012

Posted by Hamba Allah
Share this article on:



Mario Balotelli

Pesta ini bertabur bintang. Piala Eropa 2012. Inilah simbol kemegahan Benua Biru dalam sepak bola. Digelar di Polandia dan Ukraina. Dari 8 Juni hingga 1 Juli 2012. Hajatan raksasa ini berlangsung di tengah krisis keuangan, yang membelit sejumlah negara di Eropa.

Dan Ukraina juga tengah dibelit krisis yang lain. Hak Asasi Manusia (HAM). Mantan Perdana Menteri negeri itu, Yulia Tymoshenko, yang dipenjara tahun lalu dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, diperlakukan kasar oleh para sipir.
Perlakuan itu memicu kemarahan petinggi sejumlah negara.  

“Tidak satu pun pejabat pemerintah yang bepergian ke Ukraina selama kejuaraan Eropa, “ kata Valerie Fourneyron pada awal Juni, setelah merebaknya berita perlakukan kasar para sipir itu. Pemerintah Inggris dan sejumlah negara lain juga mengecam.

Selain masalah politik itu, masalah lain juga meruyak di tengah persiapan hajatan ini. Dari tarif hotel yang gila-gilaan, hingga bisnis pelacuran yang diprotes keras para aktivis perempuan Ukraina. Yang juga mencemaskan adalah isu bom.

Meski digelar di tengah sejumlah kabar tak sedap, pesta ini tetap disambut meriah. Ukraina dan Polandia sudah dibanjiri pecinta bola dari daratan Eropa, bahkan seluruh dunia.
Dan bintang sesungguhnya bukan para politisi yang berselisih itu, tapi para pemain di lapangan. Rupa-rupa tabiat mereka. Kadang bisa menjadi pahlawan, tapi kerap kali juga jadi racun bagi tim mereka sendiri. Berulah lalu diusir dari lapangan.

Beberapa pemain yang punya catatan buruk dilapangan itu antara lain Wayne Rooney, Mario Balotelli dan si tukang jegal Nigel de Jong. Meski banyak ulah, mereka tetaplah pahlawan di mata setiap pengemar.

Wayne Rooney                               
Tubuh gempal lari cepat. Wayne Rooney memiliki semua keahlian seorang pesepakbola. Fisik juga prima. Dibesarkan di Croxtech, pinggir Liverpool, dia sudah jago mengocek bola semenjak belia. Sesudah singgah di sejumlah klub, dia kini  berlabuh di Manchester United, raksasa sepakbola di daratan Eropa. Dan Rooney adalah bintang.  Prestasi gemilang. Gaji selangit. Para fans bertebaran di seluruh dunia.

Tapi cerita tentang Rooney bukan tentang kegemilangan belaka, tapi juga tentang kebenggalan. Riwayat buruk itu  kerap kali membenam prestasinya dari halaman media massa. Dan dia bisa berulah di mana saja. Dari lapangan hijau hingga klub malam.

Sepanjang babak kualifikasi menuju Polandia dan Ukraina, Rooney mencetak tiga gol. Satu melawan Swiss. Dua ke gawang Bulgaria. Penampilannya impresif. The Three Lions finished di posisi teratas Grup G lewat 5 kemenangan serta 3 seri.

Tapi dalam babak kualifikasi itu, Rooney justru dikenang sebagai pemain yang main “kaki kuda”. Itu terjadi ketika pasukan Fabio Capello itu berjibaku melawan Montenegro. Pada menit 74 dia menendang Miodrag Dzudovic dari belakang. Para penonton terperangah. Dia diganjar kartu merah.

Tanpa Rooney, pasukan penyerang Inggris memang tak lagi bergigi. Pertandingan itu berakhir seri. Dua-dua. Ulah Rooney itu terbilang konyol. Sebab laga itu sesungguhnya tidak menentukan nasib Inggris. Mereka sudah dipastikan lolos ke Polandia-Ukraina sebelum melawan Montenegro itu.

Publik Inggris kebakaran jenggot. Fans The Three Lions takut kehilangan Rooney di Polandia dan Ukraina. Dan itu berarti membahayakan peluang Inggris.
"Sepertinya, keputusan Capello memainkan Rooney selalu tepat. Tapi, apa yang dilakukan Rooney sangat bodoh," ujar manajer Tottenham Hotspur, Harry Redknapp dalam kolomnya di The Sun.

Publik Negeri Pangeran Charles pun bersedih. Rooney diprediksi akan absen minimal pada sekali laga Inggris. Wayne adalah pemain kelas dunia. Tim mana pun pasti sangat kehilangan saat pemain seperti dia absen dari lapangan.

"Tentu saja kami akan merindukannya. Tapi, kami harap bisa tampil bagus saat berlaga tanpa dia. Semoga kami bisa mencapai target minimal, ke babak perempat-final," kata kapten Inggris Steven Gerrad.

Seusai laga melawan Montenegro, Rooney mengirim surat pribadi kepada UEFA. Pemain kelahiran 24 Oktober 1985 ini meminta maaf. Menyesal sudah melakukan tendangan brutal kepada Dzudovic. Meski begitu, Asosiasi Sepakbola Eropa (UEFA) tetap menghukum Rooney. Dia harus absen dalam 3 laga Inggris di penyisihan Grup D.

Pembelaan datang dari Dzudovic. Ia menyebut hukuman itu terlalu berat, dan siap menjadi pembela Rooney jika dibutuhkan oleh UEFA. Bahkan, Dzudovic juga meminta UEFA agar mengampuni Rooney. Ia juga menyebut bahwa hal terpenting dari kasus ini adalah permohonan maaf Rooney.

"Dia menyadari kesalahannya dan merasa bersalah. UEFA  memberikan perhatian kepada prinsip-prinsip 'Fair Play', tapi pengakuan Wayne Rooney adalah contoh jelas kejujuran," ujar Dzudovic.

Dzudovid menegaskan bahwa jarang seorang pemain meninggalkan lapangan dengan menundukkan kepala, menyalahkan dirinya sendiri. Wayne Rooney, katanya, tidak harus dijatuhi skorsing, meski hanya untuk satu laga.

Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) turun tangan dan memutuskan untuk melakukan banding. Pada 8 Desember 2011, setelah FA banding, UEFA mengurangi hukuman Rooney menjadi 2 laga. Pemain bernama lengkap Wayne Mark Rooney ini hanya absen saat melawan Prancis dan Swedia.

Tapi dia bisa tampil membela Inggris di laga terakhir grup melawan tuan rumah Ukraina, 19 Juni 2012. Juga di laga-laga selanjutnya jika Inggris lolos dari grup.

Duet Bengal Cassano-Balotelli
Italia selalu melahirkan protagonista alias aktor-aktor berkarakter dan menjadi penentu di lapangan hijau. Dari Luigi Riva, Paolo Rossi, Roberto Baggio, Fabio Cannavaro sampai Andrea Pirlo. Dan masih banyak lagi.

Rossi terbilang paling fenomenal. Dia mampu mengantarkan Italia sebagai kampiun Piala Dunia 1982, justru setelah ia diganjar hukuman 2 tahun tak boleh main, akibat skandal pengaturan skor (Totonero).

Seusai Piala Dunia 2006, Italia tak punya lagi figur-figur berkarakter. Pada Piala Eropa 2012 ini, Gli Azzurri punya duet berbahaya: Antonio Cassano dan Mario Balotelli. Berbahaya bagi lawan, juga bagi tim mereka sendiri. Fanantonio dan Super Mario itu bisa melambungkan, sekaligus menghancurkan Italia.

Pelatih La Nazionale, Cesare Prandelli, memang mengisyaratkan akan menduetkan dua pemain bengal ini di Polandia dan Ukraina. Prandelli sangat yakin, kombinasi negatif keduanya justru akan menghadirkan aura positif. Kepaduan di lini depan Gli Azzurri.

Balotelli pun mengaku sangat cocok dengan Cassano. "Entah ada sinyal apa antara saya dengan Cassano. Kami sangat kompak, baik di dalam maupun luar lapangan," aku Balotelli kepada Reuters. Saat Antonio bermasalah dengan jantungnya,  Balotelli sangat cemas. Berkali-kali dia menegaskan bahwa dia tidak bisa ke Piala Eropa tanpa sang kawan.

Balotelli melompat gembira ketika mendengar Cassano dipastikan fit pada beberapa pekan terakhir sebelum berangkat ke Piala Eropa. Seusai menjalani operasi jantung, Cassano pun sudah beberapa kali tampil membela klubnya, AC Milan.

Bukan bermaksud untuk memberikan keistimewaan, Prandelli memang memberikan perlakuan khusus kepada Cassano. Dari hari ke hari, ia minta laporan tim medis timnas Italia soal kondisi Cassano. Dan penantian Prandelli berbuah. Cassano sudah bugar 100 persen.

Prandelli yakin Cassano bisa berbuat sesuatu bagi Italia, apalagi jika diduetkan dengan Balotelli. Meski Prandeli harus mempertaruhkan reputasinya dan Gli Azzurri ke pada dua Bad Boy ini.

Cassano dikenal sebagai pemain jenius sejak mengawali karir di Serie A dengan berkostum Bari (1999–2001). Pemain kelahiran Bari, 12 Juli 1982 ini juga terus membuktikan kualitas bersama AS Roma. Tak aneh jika klub sebesar Real Madrid pun berminat memboyong Cassano pada 2006.

Kurun 2 tahun kurang bersinar di Madrid, Cassano kembali ke Italia untuk memperkuat Sampdoria. Di sinilah ia menunjukkan kembali kejeniusannya. Pemain yang juga berjuluk Peter Pan ini mencetak 35 gol dalam 96 laga bagi Il Samp. Penampilan mencorong Cassano membawanya ke klub besar lainnya, AC Milan sampai kini.

Sedangkan Balotelli berandil besar memberikan trofi Premier League, meski tak tampil reguler bersama Manchester City. Pemain bernama lengkap Mario Barwuah Balotelli ini memiliki pergerakan yang sulit dijaga lawan. Apalagi, ia memiliki postur kokoh dengan tinggi 188 cm.

Jose Mourinho berandil besar dalam mengasah bakat hebat Balotelli saat masih memoles Inter Milan. Pemain kelahiran Palermo, 12 Agustus 1990 ini punya teknik bagus serta bisa bermain di posisi mana pun di lini depan. Balotelli juga punya kemampuan mengambil tendangan bebas (set-piece) yang terbilang jitu. 

Cuma, di balik teknik tinggi itu, Balotelli potensial menghancurkan tim. Ini seperti yang dilakukannya kala mendapatkan kartu merah dalam beberapa laga. Dan inilah yang dikhawatirkan akan menular ke timnas Italia.

Kehidupan di luar lapangan Balotelli pun penuh kontroversi. Dari memakai kostum rival sekota, AC Milan saat masih memperkuat Inter. Ia juga mengaku lebih suka menjadi fans Milan daripada Inter.

Di City, kehidupan di luar lapangan Balo menjadi santapan media Inggris. Nyaris tiap hari pemain keturunan Ghana ini menjadi berita. Menyulut kebakaran dari kembang api yang meledak di kamar mandi rumah, mentraktir seluruh pengunjung pub seharian, adu jotos dengan fans Manchester United sampai kisah cintanya yang berakhir dengan Raffaella Fico.

Hubungan buruk Balotelli dengan para pelatihnya juga menjadi sisi negatif. Mourinho dan Roberto Mancini di City pernah merasakan itu. Tapi, untuk yang satu ini tampaknya Prandelli sudah bisa "menjinakkan" Balotelli. Balotelli merespon kekhawatiran tersebut dan berjanji akan membalas kepercayaan yang diberikan Prandelli.

"Bermain di Piala Eropa seperti menjadi kesempatan sekali seumur hidup bagi saya. Saya tidak sabar membalas budi Prandelli," ujarnya. Dia mengaku terbebani dengan tanggung jawab yang diberikan Prandelli. Dia mengaku sudah dipercaya. “Dan saya tak pernah berpikir untuk membiarkan tim Prandelli bermain dengan 10 orang," janji Balotelli.

Nigel de Jong
Tendangan kungfu ke dada gelandang flamboyan Spanyol, Xabi Alonso di final Piala Dunia 2010 membuat nama Nigel de Jong mendadak familiar sedunia. Ya, gelandang bertahan Belanda ini menjadi terkenal justru karena sisi buruknya.

Seluruh dunia mengecam tekel brutal De Jong saat itu. Uniknya, gelandang Manchester City ini lolos dari pengusiran wasit. Karena ia hanya mendapatkan kartu kuning pada laga itu.
Jelang Piala Eropa 2012, nama De Jong kembali masuk daftar hitam korps yang dulu diidentikkan dengan baju hitam, wasit. Apalagi, gaya bermain De Jong kerap dituduh "kotor."

De Jong sebenarnya mengawali karir sebagai gelandang kreatif alias playmaker di Ajax Amsterdam. Di klub jagoan Belanda ini, ia juga menjajal beberapa posisi, termasuk gelandang tengah dan sayap kanan.

Adalah pelatih Hamburg, Huub Stevens yang berperan menciptakan De Jong sebagai seorang agresor. Stevens mengubah De Jong sebagai "gelandang pengangkut air" dengan tugas “kotor”: merebut bola dan mematahkan aliran serangan lawan dengan cara apapun.

Pemain kelahiran Amsterdam, 30 November 1984 ini bak tameng atau perisai bagi bek-bek di belakangnya. Sebelum serangan lawan memasuki daerah pertahanan, De Jong lah yang akan mematahkannya. Di City, ia menjadi tandem sehati Gareth Barry, dan Mark van Bommel di timnas Belanda. Kinerja Van Bommel (36 tahun) yang sudah mulai menua terbantu oleh karakter pekerja keras De Jong (27 tahun).

Setidaknya, De Jong bisa menjamin posisi Van Bommel akan aman-aman saja di Tim Oranje. Apalagi, Belanda masih diasuh mertua Van Bommel, Bert van Marwijk.

Di Jerman, De Jong mendapatkan julukan der Rasencmaher alias Si Pemotong Rumput. Itu karena kemampuannya melancarkan tekel keras cenderung kasar, dan tak sungkan-sungkan mencederai lawan.

Itu dibuktikan dari daftar korban tekel De Jong, selain tendangan kepada Xabi Alonso. Pada laga uji coba, 3 Maret 2010, De Jong mematahkan kaki pemain Bolton Wanderers yang memperkuat Amerika Serikat, Stuart Holden akibat telat melakukan tekel. Holden pun harus memulihkan cedera itu selama 6 pekan.

Pada laga Premier League melawan Newcastle United, 3 Oktober 2010, tekel dua kaki De Jong kembali memakan korban. Kali ini giliran sayap lincah Newcastle asal Maroko, Hatem Ben Arfa patah dua tulang sekaligus tibia dan fibula.
Predikat "tukang jagal" membuat De Jong dicoret dari daftar pemain timnas Belanda.

Tapi, sejak ia mengurangi permainan kotornya, Van Marwijk kembali melirik. Apalagi, di balik sisi brutal itu, De Jong mampu menorehkan catatan mengagumkan. Di Premier League musim 2010–11, ia menjadi pemberi umpan terakurat, 90% di antara 50 pemain.

De Jong juga menunjukkan itikad baik dengan tak pernah mendapatkan kartu merah saat memperkuat Manchester City. Hebatnya, selama karir profesionalnya sejak 2002, De Jong juga baru sekali menerima kartu merah saat memperkuat Hamburg melawan Rapid Bucharest di laga Piala UEFA 2005–06. Itu pun bukan kartu merah langsung, tapi dua kartu kuning.

sumber:vivanews


0 Komentar — Skip to Comment

Posting Komentar — or Back to Content