FB Twitter Google+
<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

5 Alasan Mengapa Final Copa del Rey Layak Ditonton

Posted by Hamba Allah
Share this article on:


Mulai dari adu taktik antara Pep Guardiola dan Marcelo Bielsa hingga pertarungan antarlini, final Copa del Rey musim ini memiliki beberapa alasan mengapa layak untuk disaksikan.

Sabtu (26/5/2012) dinihari WIB Barca dan Bilbao akan bertempur dalam final Copa del Rey ke-108. Empat tahun lalu, musim 2008/2009, Barca sukses menghantam Bilbao dengan skor mencolok 4-1. Itulah trofi pertama Pep Guardiola buat Barca. Kini, di pertandingan terakhirnya, Pep ingin memberikan gelar untuk Barca.

Namun, Bilbao yang sudah kehilangan gelar di Liga Europa juga tak mau menutup musim tanpa gelar. Apalagi kesempatan kini ada di depan mata. Bahkan pelatih mereka, Marcelo Bielsa, sudah menegaskan, dirinya akan mematikan Lionel Messi yang merupakan bintang utama Los Cules. Bilbao tidak kalah bersemangatnya dari Barca.

Berikut lima alasan mengapa final Copa del Rey layak untuk ditonton. Beberapa dikutip dari Elcentrocampista.

1. Pertarungan Dua Pelatih Jago Taktik

Banyak pengamat sepakbola yang menyebut bahwa Bielsa memiliki visi bermain yang mirip dengan Guardiola. Kemiripan paling jelas tampak dalam bagaimana mereka mengorganisir tim untuk melakukan pressing tinggi terhadap lawan dan melakukan penguasaan bola.

Bielsa barangkali adalah satu-satunya pelatih yang dapat menyamai Pep dalam soal bermain menyerang dan enak dilihat. Pertemuan mereka di hari terakhir Guardiola sebagai pelatih Barcelona akan menjadi sajian luar biasa bagi pecinta sepakbola.

2. Duel Sesama Tim Separatis

Barca dan Bilbao adalah dua tim yang mewakili perjuangan para separatis anti rezim Castilan di Spanyol. Barca mewakili bangsa Catalan, sementara Bilbao mengusung etnis Basque.

Sikap anti-nasionalisme lahir akibat kedikatoran Jenderal Franco yang dimulai sejak tahun 1936. Bahkan hampir 40 tahun setelah kematian Francisco Franco, banyak daerah otonom masih berjuang untuk memerdekakan diri.

Pertemuan Barca dan Bilbao selalu menjadi simbol perlawanan dan perjuangan melawan lupa rakyat Spanyol atas dosa-dosa Franco. Ironisnya, laga final kali ini akan dihelat di ibukota negara, Madrid, yang menjadi lambang dari Castillan.

3. Dua Tim Paling Sering Juara

Sepanjang sejarahnya, Barca dan Bilbao adalah dua tim yang tercatat sebagai pengoleksi terbanyak Copa del Rey. Barcelona meraih 25 gelar, sementara Bilbao 23 gelar. Dengan rekor tersebut, pertemuan mereka mencerminkan final Copa del Rey sesungguhnya.

Barca terakhir kali menjadi juara Copa del Rey pada tahun 2009. Sementara Bilbao lebih lama lagi, yakni pada tahun 1984.

4. Ketika Dua Tim Bergaya Ofensif Bertemu

Capaian gol di Copa del Rey musim ini sangat produktif. Tercatat 317 gol--atau sekitar 2,96 di tiap pertandingan--telah berhasil dikemas di semua pertandingan. Dengan bertemunya Barca dan Bilba,o yang notabene adalah tim yang sama-sama bermain ofensif, pertandingan akan diprediksi berjalan menarik.

5. Pertarungan Antarlini

Dari segi taktik, Bilbao diperkirakan akan memainkan gaya sepakbola yang hampir sama dengan Barca, meski posisi Bilbao tetap dianggap underdog.

Para pengamat mengatakan Barca dan Bilbao sama-sama memiliki pemain sayap yang mumpuni. Iker Muniain dan Markel Susaeta di sisi kiri dan kanan Bilbao akan menggempur dan sekaligus menahan tusukan para bek sayap Barca, seperti Montoya dan Adriano yang fasih naik menyerang.

Tugas berat akan diemban Jon Aurtenetxe, bek kiri Bilbao yang ditugasi oleh Bielsa menjaga Messi. Keputusan Bielsa bagi sebagian pengamat akan menjadi blunder, meski tak jarang pula yang menilai bahwa itu adalah keputusan cerdas, mengingat Aurtentxe masih berusia 20 tahun dan sangat lincah, ia dipercaya dapat menempel ketat Messi.

Manchester United pernah menjadi korban keganasan pasukan 'El Loco' Bielsa, dan Guardiola pun sudah mewaspadai hal ini.

source:detiksport

0 Komentar — Skip to Comment

Posting Komentar — or Back to Content